TfMiBSz8TpMiGSWiBUO5GUriGi==
00 month 0000

Headline:

Rumuskan Arah Keumatan, MUI Gayamsari Gelar Upgrading dan Raker 2025


Semarang - Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kecamatan Gayamsari Kota Semarang melaksanakan kegiatan Upgrading dan Rapat Kerja (Raker) Tahun 2025 di Ruang Rapat Lantai 2 TK Darussalam, Masjid Al-Ikhlas, Jalan Slamet Riyadi No.18, Gayamsari, Sabtu (18/10/2025).

Kegiatan ini menjadi momentum penting bagi pengurus dalam memperkuat koordinasi, menyatukan visi, serta menetapkan arah program kerja periode 2024–2029.

Hadir dalam kesempatan tersebut, perwakilan MUI Kota Semarang sebagai narasumber, yakni Ketua I Drs. KH. Arifin, M.S.I., Ketua III Dr. KH. Amin Farih, M.Ag., didampingi staf administrasi Azka Maulana Zulkarnain, A.H.

Dalam paparannya, KH. Arifin mengingatkan para pengurus agar tidak melupakan sejarah berdirinya MUI sebagai wadah musyawarah ulama, zuama, dan cendekiawan Muslim Indonesia. Ia menjelaskan, MUI berdiri pada 17 Rajab 1395 H bertepatan dengan 26 Juli 1975 M di Jakarta, kemudian berkembang hingga tingkat provinsi, kabupaten/kota, dan kecamatan.

Sebagai bentuk refleksi kelembagaan, KH. Arifin juga menyampaikan daftar Ketua Umum MUI Kota Semarang dari masa ke masa, yaitu KH. Muslich (1975–1980), KH. Mushonnef (1980–1985), Prof. Dr. KH. Muchoyyar HS, M.A. (1985–1995), Drs. KH. Syamsuddin Anwar (1995–2005), Drs. KH. Abdul Karim Assalawy, M.Ag. (2005–2015), dan Prof. Dr. KH. Moh. Erfan Soebahar, M.Ag. (2015–2025)

KH. Arifin menegaskan tiga fungsi utama MUI yang harus terus dipegang teguh, yaitu Himayatul Ummah (penolong umat), Shodiiqul Hukumah (mitra pemerintah), dan Khodimul Ummah (pelayan umat).

“Tiga fungsi ini bukan hanya semboyan, tapi harus diwujudkan dalam tindakan dan program nyata yang menjawab kebutuhan umat di wilayah masing-masing,” tegasnya.

Sementara itu, KH. Amin Farih menyoroti pentingnya analisis situasi organisasi untuk memperkuat efektivitas program. Ia memaparkan hasil analisis SWOT MUI Kecamatan Gayamsari yang mencakup kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman. Menurutnya, langkah strategis perlu dirancang dengan memperhatikan potensi lokal dan sinergi antarlembaga.

Dalam sesi berikutnya, KH. Amin juga menjelaskan visi MUI periode 2024–2029, yakni “terciptanya kehidupan kemasyarakatan, kebangsaan, dan kenegaraan yang memperoleh ridha serta ampunan Allah SWT (baldatun á¹­ayyibatun wa rabbun Ä¡afur), menuju masyarakat utama yang berkualitas (khaira ummah) demi terwujudnya kejayaan Islam dan kaum Muslimin dalam bingkai NKRI sebagai manifestasi rahmatan lil ‘alamin.”

Adapun misi MUI, lanjutnya, meliputi penguatan kepemimpinan ulama sebagai panutan (qudwah hasanah), pelaksanaan dakwah dan amar ma’ruf nahi munkar, serta pengembangan ukhuwah Islamiyah, wathaniyah, dan basyariyah.

“MUI harus menjadi pusat keteladanan, menguatkan akhlak, serta menjaga harmoni antarumat di tengah tantangan zaman,” ujar KH. Amin.

Kegiatan Upgrading dan Raker MUI Kecamatan Gayamsari 2025 berlangsung khidmat, produktif, dan penuh semangat kebersamaan. Para peserta aktif berdiskusi dalam merumuskan program yang realistis, terukur, dan berpihak pada kemaslahatan umat.

Acara diakhiri dengan doa bersama serta pesan agar seluruh pengurus MUI tetap menjaga integritas, keikhlasan, dan komitmen dakwah demi terwujudnya masyarakat yang beriman, berilmu, dan berakhlak mulia di Kota Semarang.
Daftar Isi

0Komentar

Formulir
Tautan berhasil disalin