TfMiBSz8TpMiGSWiBUO5GUriGi==
00 month 0000

Headline:

Pendidikan Istikamah: Menjaga Iman dan Takwa Sepanjang Hayat

 Penulis : Dr. H. Ismail SM, M.Ag. (Sekretaris MUI Kota Semarang)

Alhamdulillah wa syukru lillah. Allahumma shalli ala Sayyidina Muhammad wa ala ali Sayyidina Muhammad. 

Dalam menjalani hidup, manusia beriman selalu dihadapkan pada berbagai pilihan dan godaan. Iman yang kokoh tidak cukup hanya dimiliki di hati, melainkan harus diwujudkan dalam tindakan yang konsisten. Inilah makna dari istikamah, sebuah prinsip yang Allah SWT tanamkan untuk mendidik dan membimbing kaum mukminin-mukminat.

Istikamah adalah kunci untuk menjaga iman dan tauhid kita kepada Allah SWT, serta mewujudkannya dalam kehidupan sehari-hari melalui ibadah dan amal saleh. Istikamah bukan hanya tentang melakukan kebaikan sesekali, tetapi menjadikannya sebagai gaya hidup yang konsisten sepanjang usia. Dan sebagai balasan, Allah menjanjikan kehidupan abadi yang penuh kebahagiaan di surga.

Jaminan Allah bagi Orang-orang yang Istikamah

Allah SWT secara tegas menjanjikan ketenangan dan kebahagiaan bagi hamba-Nya yang istikamah. Janji ini termaktub dalam Al-Qur'an surah Al-Aḥqāf ayat 13:

اِنَّ الَّذِيْنَ قَالُوْا رَبُّنَا اللّٰهُ ثُمَّ اسْتَقَامُوْا فَلَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُوْنَۚ

“Sesungguhnya orang-orang yang berkata, ‘Tuhan kami adalah Allah,’ kemudian mereka tetap istiqamah tidak ada rasa khawatir pada mereka, dan mereka tidak (pula) bersedih hati.” (QS. Al-Aḥqāf: 13)

Dijelaskan dalam Tafsir Tahlili bahwa ayat ini menerangkan keadaan orang yang benar-benar beriman. Setelah mengakui Allah sebagai satu-satunya Tuhan, mereka tetap teguh pada pengakuan itu tanpa dicampuri perbuatan syirik. Mereka konsisten mengikuti perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya. Akibatnya, mereka tidak akan merasakan kekhawatiran di hari Kiamat dan tidak akan bersedih atas apa pun yang telah mereka tinggalkan di dunia.

Surga adalah Balasan bagi Mereka

Lebih lanjut, Allah SWT menegaskan balasan bagi hamba-Nya yang istikamah dalam Al-Qur'an surah Al-Aḥqāf ayat 14:

اُولٰۤىِٕكَ اَصْحٰبُ الْجَنَّةِ خٰلِدِيْنَ فِيْهَاۚ جَزَاۤءً ۢبِمَا كَانُوْا يَعْمَلُوْنَ

“Mereka itulah para penghuni surga, kekal di dalamnya; sebagai balasan atas apa yang telah mereka kerjakan.” (QS. Al-Aḥqāf: 14)

Di dalam Tafsir Tahlili ditegaskan bahwa orang-orang yang istikamah dalam keimanannya, dengan melaksanakan ibadah, bertawakal, dan menghindari larangan-larangan-Nya, akan memperoleh kebahagiaan abadi di akhirat. Mereka akan menjadi penghuni surga dan kekal di dalamnya, menikmati berbagai kenikmatan sebagai balasan atas amal saleh yang mereka kerjakan di dunia.

Pesan Rasulullah ﷺ tentang Istikamah

Pentingnya istikamah juga ditekankan oleh Nabi Muhammad ﷺ dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Muslim dari Sufyan bin ‘Abdullah at-Tsaqafi, Rasulullah bersabda:

قُلْ اٰٰمَنْتُ بِاللهِ فَاسْتَقِمْ.

“Katakanlah, ‘Aku beriman kepada Allah,’ lalu beristikamahlah.” (HR. Muslim).

Hadis ini adalah jawaban singkat dan padat dari Rasulullah ﷺ ketika seorang sahabat bernama Sufyan bin Abdullah Ats-Tsaqafi meminta nasihat yang menyeluruh tentang Islam. Sufyan berkata, "Wahai Rasulullah, berilah aku nasihat tentang Islam yang tidak aku tanyakan lagi kepada siapa pun setelahmu."

Jawaban Rasulullah ﷺ ini menunjukkan bahwa ada dua pilar utama dalam beragama:

Pertama, Iman kepada Allah (قُلْ اٰٰمَنْتُ بِاللهِ); Ini adalah pondasi dasar. Tidak ada amal perbuatan yang diterima tanpa keimanan yang benar dan tulus kepada Allah SWT. Pengakuan "Aku beriman kepada Allah" mencakup seluruh rukun iman, yaitu percaya kepada Allah, malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, hari akhir, dan takdir baik maupun buruk.

Kedua, Istikamah (فَاسْتَقِمْ); Setelah pondasi iman kokoh, langkah selanjutnya adalah konsistensi dan keteguhan dalam menjalankan perintah-perintah Allah dan menjauhi larangan-larangan-Nya. Istikamah adalah wujud nyata dari keimanan. Tanpa istikamah, iman bisa menjadi rapuh dan mudah goyah.

Hadis tersebut adalah nasihat yang sangat mendalam. Setelah kita menyatakan keimanan, tugas kita selanjutnya adalah menjaga dan mempertahankan keimanan itu dengan konsisten. Istikamah adalah wujud nyata dari pengakuan kita atas keesaan Allah, sebuah komitmen seumur hidup yang akan membawa kita pada kebahagiaan abadi.

Para ulama menyebut hadis ini sebagai salah satu hadis yang menyeluruh (jami') karena hanya dengan beberapa kata, Rasulullah ﷺ telah memberikan nasihat yang mencakup seluruh ajaran Islam.

Rasulullah ﷺ dalam hadis yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim juga bersabda:

 أَحَبُّ الْأَعْمَالِ إِلَى اللَّهِ تَعَالَى أَدْوَمُهَا وَإِنْ قَلَّ

"Amalan yang paling dicintai di sisi Allah adalah amalan yang dilakukan secara konsisten, meskipun sedikit." (HR. Bukhari dan Muslim)

Hadis ini memberi semangat bagi kita yang sering kali semangat di awal ibadah, tetapi kemudian berhenti di tengah jalan. Rasulullah ﷺ menekankan bahwa konsistensi (dawam) adalah kunci. Dua hal yang perlu diperhatikan, yaitu:

Pertama, Pentingnya Kualitas daripada Kuantitas: Hadis ini tidak mengecilkan pentingnya amal besar, tetapi mengajarkan bahwa amal kecil yang dilakukan secara terus-menerus memiliki bobot yang lebih besar di sisi Allah SWT.

Kedua, Melawan Sifat Manusia: Sifat manusia cenderung cepat bosan atau patah semangat. Hadis ini memotivasi kita untuk melawan kecenderungan tersebut dengan membiasakan diri melakukan amal saleh secara rutin, sekecil apa pun itu. Misalnya, membaca satu ayat Al-Qur'an setiap hari; berdzikir, beristighfar dan berdoa setelah shalat; mencari ilmu sepanjang hayat dengan menghikuti majlis taklim atau mendengarkan pengajian dari berbagai media, shalat sunnah qabliyah dan bakdiyah, bersedekah 1.000 rupiah setiap pagi, dan sebagainya.

Kebiasaan-kebiasaan kecil yang baik, jika dilakukan secara konsisten, akan membentuk karakter dan akhlak yang mulia serta menjadi sebab turunnya rahmat dan ridla Allah SWT. Inilah yang disebut istikamah.

Semoga Allah SWT melimpahkan karakter Istikamah kepada kita semua, muslimin dan muslimat, mukminin dan mukminat hingga akhir hayat. Aamiin.

Wallahu'alam bishawab.

Daftar Isi

0Komentar

Formulir
Tautan berhasil disalin