Kegiatan tersebut menjadi momentum silaturahmi sekaligus konsolidasi pemikiran para ulama dari jajaran pengurus MUI Kota Semarang dan pengurus MUI kecamatan se Kota Semarang, PCNU, Muhammadiyah, LDII, serta stakeholder terkait.
Ketua Umum MUI Kota Semarang, Prof. Dr. KH. Moh. Erfan Soebahar, M.A. dalam sambutannya menekankan pentingnya membangun manusia yang layak dipercaya dan memiliki kualitas memadai melalui dua kecerdasan utama: cerdas intelektual dan cerdas moral.
“Manusia layak dipercaya (dan) kualitas memadai apabila ada dua kecerdasan, yakni cerdas intelektual atau dobit. Ini yang ditempuh lewat studi formal, yang Kedua sering dilupakan, padahal kualitas seseorang ditentukan yg kedua, yaitu cerdas moral,” tegas Prof Erfan.
Ditegaskannya, orang yang memiliki kecerdasan intelektual namun tak diiringi dengan kecerdasan moral, akan membuatnya jatuh terjerumus pada kesengsaraan.
Dalam konteks Kota Semarang, Prof. Erfan mengaitkan peran MUI dengan program Semarang Bersatu dan Semakin Hebat. Menurutnya, kehebatan kota ini akan benar-benar terasa apabila warganya bersatu dan para ulama aktif menambah dimensi keagamaan yang relevan dengan tantangan masa kini dan masa depan.
“Mari banyak mengisi, sehingga Semarang hebat dirasakan kehebatannya,” ungkapnya.
Sementara itu, Walikota Semarang, Dr. Agustina Wilujeng Pramestuti, S.S., M.M. dalam sambutannya mengapresiasi kontribusi MUI dalam membangun kota Semarang.
“Saya ingin menyampaikan terima kasih dan penghargaan sebesar-besarnya kepada seluruh jajaran MUI kota Semarang, atas perannya menjadi jembatan komunikasi antara ulama dan pemerintah antara Ulama dengan Umara serta atas kontribusinya dalam mencerdaskan dan memberdayakan umat sehingga terbangun hubungan yang harmonis dan kondusif,” ujar Walikota yang dibacakan oleh Kabag Kesra, Drs. H. Ali Sofyan, M.M.
Komitmen dan peran MUI Kota Semarang dalam membimbing dan membina masyarakat menurutnya telah teruji, bukan hanya di internal melainkan juga eksternal berupa mewujudkan kerukunan antar umat beragama di penjuru kota Semarang.
Lebih lanjut, walikota menegaskan dukungannya pada MUI Kota Semarang dalam mewujudkan Islam rahmatan lil alamin. “Melalui pendekatan dakwah kultural yang persuasif, damai merangkul serta menyatukan sekat-sekat, layaknya lebah yang membawa manfaat tanpa merusak,” imbuhnya.
Sementara itu, Kepala Kantor Kemenag Kota Semarang, H. Muhtasit S.Ag, M.Pd menyinggung peran MUI Kota Semarang terkait tema halaqah yakni penyembelihan hewan yang halal. Menurutnya, di negara seperti Indonesia yang sangat majemuk, proses penyembelihan harus benar-benar diperhatikan. Karena itu, koordinasi antara BPJPH dan MUI menjadi sangat penting.
Kepada Pemkot Semarang, Kakankemenag meminta agar anggaran untuk kegiatan MUI Kota Semarang dapat ditingkatkan, agar tim MUI bisa maksimal dalam melakukan pemantauan langsung ke rumah potong hewan (RPH) atau tempat penyembelihan ayam.
Kegiatan ini dihadiri oleh para ulama, tokoh masyarakat, dan perwakilan dari berbagai ormas Islam di Kota Semarang. Selain sebagai ajang silaturahmi pasca-Ramadan, halaqah ini juga menjadi forum strategis untuk merumuskan peran keulamaan dalam menjaga akhlak umat dan memperkuat harmoni sosial di tengah keberagaman.
0Komentar