Oleh : Dr. KH. Ismail SM, Sekretaris Umum MUI Kota Semarang
Saudara-saudara Rahimakumullah, Doa kita: Allahumma bariklana fi syahri Ramadhana.
Di dalam bulan suci Ramadhan ini, kita diingatkan untuk meningkatkan kualitas ibadah kita. Pada kesempatan ini, saya berwasiyat pada diri sendiri dan Saudaraku semua untuk memahami konsep sabar dan menerapkan dalam kehidupan sehari-hari. Di bulan Ramadhan yang mulia ini, setiap mukmin dididik oleh Allah SWT menjadi orang yang sabar.
Sabar adalah kemampuan untuk menahan diri dari segala sesuatu yang tidak diinginkan, baik itu berupa kesedihan, kesakitan, kekawatiran, atau godaan. Dalam konteks beribadah, sabar juga berarti ketekunan dan konsistensi (istiqomah) dalam menjalankan perintah Allah SWT meskipun dihadapkan pada berbagai ujian, cobaan, musibah.
Sabar termasuk akhlaqul karimah, karakter terpuji. Sabar juga bagian dari iman (sya’bul iman). Sifat sabar harus dimiliki setiap manusia mukmin dalam melaksanakan tugas utamanya sebagai hamba Allah SWT (abdullah) dan sebagai khalifatullah di muka bumi. Sifat sabar memiliki banyak keutamaan (fadilah) dan derajat tinggi sehingga diabadikan dalam beberapa surat Al-Qur'an al-Karim dan sabda Nabi Muhammad Saw.
Allah SWT berfirman dalam beberapa surat Al-Quran al-Karim, tentang kedudukan yang mulia dan balasan bagi orang-orang yang memiliki sifat sabar (as-sabr).
Surah Al-Baqarah ayat 153;
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اسْتَعِيْنُوْا بِالصَّبْرِ وَالصَّلٰوةِ ۗ اِنَّ اللّٰهَ مَعَ الصّٰبِرِيْنَ
Surah Āli ‘Imrān ayat 146;
وَاللّٰهُ يُحِبُّ الصّٰبِرِيْنَ
Surah Āli ‘Imrān ayat 200;
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اصْبِرُوْا وَصَابِرُوْا وَرَابِطُوْاۗ وَاتَّقُوا اللّٰهَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ ࣖ
Surah Hūd ayat 115;
وَاصْبِرْ فَاِنَّ اللّٰهَ لَا يُضِيْعُ اَجْرَ الْمُحْسِنِيْنَ
(Hūd [11]:115)
Surah Ṭāhā ayat 132;
وَأْمُرْ اَهْلَكَ بِالصَّلٰوةِ وَاصْطَبِرْ عَلَيْهَاۗ لَا نَسْـَٔلُكَ رِزْقًاۗ نَحْنُ نَرْزُقُكَۗ وَالْعَاقِبَةُ لِلتَّقْوٰى
Surah Al-Furqān ayat 75;
اُولٰۤىِٕكَ يُجْزَوْنَ الْغُرْفَةَ بِمَا صَبَرُوْا وَيُلَقَّوْنَ فِيْهَا تَحِيَّةً وَّسَلٰمًا ۙ
Surah Az-Zumar ayat 10;
... ۗاِنَّمَا يُوَفَّى الصّٰبِرُوْنَ اَجْرَهُمْ بِغَيْرِ حِسَابٍ
Surah Ar-Ra‘d ayat 22, 23, 24;
وَالَّذِيْنَ صَبَرُوا ابْتِغَاۤءَ وَجْهِ رَبِّهِمْ وَاَقَامُوا الصَّلٰوةَ وَاَنْفَقُوْا مِمَّا رَزَقْنٰهُمْ سِرًّا وَّعَلَانِيَةً وَّيَدْرَءُوْنَ بِالْحَسَنَةِ السَّيِّئَةَ اُولٰۤىِٕكَ لَهُمْ عُقْبَى الدَّارِۙ
جَنّٰتُ عَدْنٍ يَّدْخُلُوْنَهَا وَمَنْ صَلَحَ مِنْ اٰبَاۤىِٕهِمْ وَاَزْوَاجِهِمْ وَذُرِّيّٰتِهِمْ وَالْمَلٰۤىِٕكَةُ يَدْخُلُوْنَ عَلَيْهِمْ مِّنْ كُلِّ بَابٍۚ
سَلٰمٌ عَلَيْكُمْ بِمَا صَبَرْتُمْ فَنِعْمَ عُقْبَى الدَّارِۗ
Dari beberapa ayat tersebut kita bisa mengambil pelajaran sangat penting, Al-Qur’an mendidik manusia bahwa kesabaran adalah kunci untuk mendapatkan pertolongan dan balasan dari Allah SWT. Sifat sabar merupakan tanda keimanan yang kuat dan sifat yang harus dimiliki oleh setiap Muslim. Orang-orang yang sabar akan mendapatkan pahala yang besar, baik di dunia maupun di akhirat.
Tuntunan Rasulullah Saw tentang sikap sabar;
1. Orang mukmin adalah istimewa
Dari Shuhaib, ia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda;
عَجَبًا لأَمْرِ الْمُؤْمِنِ إِنَّ أَمْرَهُ كُلَّهُ خَيْرٌ وَلَيْسَ ذَاكَ لأَحَدٍ إِلاَّ لِلْمُؤْمِنِ إِنْ أَصَابَتْهُ سَرَّاءُ شَكَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ وَإِنْ أَصَابَتْهُ ضَرَّاءُ صَبَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ
Hadis ini menunjukkan bahwa setiap keadaan yang dialami oleh seorang mukmin, baik suka maupun duka, adalah kebaikan jika ia mampu bersyukur atau bersabar.
2. Orang yang sabar akan berjumpa Rasulullah Muhammad SAW di Telaga al-Haudl (Surga);
عَنْ أُسَيْدِ بْنِ حُضَيْرٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ أَنَّ رَجُلًا مِنْ الْأَنْصَارِ قَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَلَا تَسْتَعْمِلُنِي كَمَا اسْتَعْمَلْتَ فُلَانًا قَالَ سَتَلْقَوْنَ بَعْدِي أُثْرَةً فَاصْبِرُوا حَتَّى تَلْقَوْنِي عَلَى الْحَوْضِ
Hujjatul Islam Imam Al-Ghazali (w. 505 H/ 1111 M), seorang ulama besar ahli tasawuf, fiqh dan falsafah Islam, menguraikan beberapa hikmah sabar sebagai berikut. Pertama, Sabar sebagai kekuatan spiritual. Al-Ghazali mengajarkan bahwa sabar adalah salah satu bentuk kekuatan spiritual yang memungkinkan seseorang untuk menghadapi berbagai ujian dan cobaan dalam hidup. Dengan bersabar, seseorang dapat menjaga ketenangan jiwa dan tidak terjerumus dalam tindakan yang merugikan.
Kedua, Sabar dalam menghadapi kesulitan. Dalam pandangan Al-Ghazali, sabar adalah kunci untuk menghadapi kesulitan dan tantangan. Kesabaran membantu seseorang untuk tetap fokus pada tujuan dan tidak mudah putus asa ketika menghadapi rintangan. Ketiga, Sabar sebagai Bentuk Ibadah. Al-Ghazali menekankan bahwa sabar adalah bentuk ibadah yang sangat dicintai oleh Allah. Dalam banyak ayat Al-Qur'an, Allah menjanjikan pahala yang besar bagi mereka yang bersabar. Sabar dianggap sebagai tanda keimanan yang kuat. Keempat, Sabar sebagai Jalan Menuju Kebahagiaan. Dengan bersabar, seseorang dapat menemukan kebahagiaan sejati. Kesabaran membantu individu untuk menerima kenyataan dan menemukan hikmah di balik setiap peristiwa, baik yang menyenangkan maupun yang menyakitkan.
Syeikh Ibnu ‘Atha’illah as-Sakandari (w. 1309 M), seorang Ulama Tharekat Syadziliyyah, penulis Kitab Al-Hikam, menjelaskan hikmah sabar antara lain: Pertama, Sabar sebagai Kunci Keberhasilan. Ibnu Athaillah mengajarkan bahwa sabar adalah kunci untuk mencapai tujuan dan keberhasilan. Dalam hidup, kita sering dihadapkan pada berbagai ujian dan tantangan. Dengan sabar, kita dapat menghadapi semua itu dengan lebih baik dan menemukan jalan keluar. Kedua, Sabar Menghadapi Ujian. Ujian dan cobaan adalah bagian dari kehidupan. Sabar membantu kita untuk tetap tenang dan tidak berputus asa. Dalam kitabnya, Al-Hikam, Ibnu Athaillah menyatakan bahwa setiap ujian yang kita hadapi adalah kesempatan untuk mendekatkan diri kepada Allah dan meningkatkan iman kita.
Di bulan Ramadhan ini, dengan menjalankan ibadah puasa (shiyam: Imsak) kita dilatih untuk bersabar, baik dalam menahan lapar dan dahaga, maupun dalam menahan diri dari perbuatan yang tidak baik. Menahan diri dari segala bentuk kemarahan, kebencian, dan perbuatan maksiat dan dosa. Dengan bersabar, kita akan merasakan kedamaian dan ketenangan dalam hati. Sabar juga akan menjadi wasilah kita mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Semoga Allah SWT melimpahkan kekuatan lahir dan batin kepada kita mukminin mukminat untuk bersabar dalam setiap ujian yang kita hadapi. Memasukkan kita ke dalam golongan orang-orang yang sabar dalam ridla-Nya, kelak dikumpulkan bersama Rasulullah Saw di Surga. Aamiin.
Wallahu a’lam bis-shawab.
(Ngaliyan_ Semarang, 3 Ramadhan 1446 H/ 3 Maret 2025)
0Komentar